Puluhan PKL Datangi Gedung Rektorat Unand

Nusantaranews. Padang -- Senin (7/2), sekitar pukul 10.00 WIB, puluhan pedagang kaki lima (PKL) di sekitar kampus Universitas Andalas (UNAND) yang menolak di relokasi mendatangi kantor Rektorat Unand. Alasannya, jualan mareka tidak laku, karena relokasi pemindahan jauh dari keramaian mahasiswa.

Menurut para PKL ini, pemindahan ke lokasi baru yang di sediakan itu jukup jauh, hingga mempersulit mahasiswa untuk berbelanja ke tempat mereka.Para PKL tersebut takut penghasilan jual beli mereka semakin menurun. "Kami hanya mencari sekedar makan disini bukan untuk mencari kekayaan," ungkap ungkap ketua PKL Unand, Yursafni (49).

Menurut Yursafni, mereka telah lama berjualan disekitar kampus.Katanya, sejak tahun 2007 pihak kampus memang sudah melarang mereka untuk berjualan, namun karena mereka butuh makan dan biaya hidup keluarga, mereka tetap bertahan untuk berjualan di lokasi tersebut.

Menurut mereka, meski berjualan di koridor-koridor gedung perkulian,mereka merasa tidak mengganggu  proses belajar mengajar. Bahkan dengan keberadaan mereka, sangat membantu mahasiwa untuk mendapatkan kebutuhan mereka.

Hal yang sama juga diungkapkan Samsuarni (43) salah satu PKL di Gedung "G". Dia mengatakan, tidak akan pindah dari lokasi semula ia berjualan. Ia kan tetap berusaha untuk tetap bisa berjualan di lokasi tersebut. Sebab, ia mengaku takut jualannya tidak akan laku jika dipindahkan ke lokasi yang telah di sediakan.

Diungkapkannya, jualan mereka hanya untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa bila sedang istirahat. Bahkan, keuntungan yang mereka dapatkan setiap hari dari hasil penjualan dagangan mereka tidak lah besar, "Untuk untuk makan saja" ungkap Samsuarni. Katanya, mayoritas pedagang yang ada dipinggiran kampus itu adalah warga miskin.

Kasubag Rumah Tangga Unand, Amran, mengatakan, keberadaan para PKL di koridor-koridor kampus sangat mengganggu keindahan kampus. Agar mereka bisa berjualan tanpa mengganggu kenyamanan dan keindahan kampus, pihaknya telah menyediakan tempat pemindahan bagi PKL tersebut.

Dijelaskannya, sejak tahun 2007 pihaknya telah menyediakan tempat berjualan bagi PKL. Bahkan para PKL tersebut sebelumnya telah di pindahkan ke lokasi itu, tapi karena alasan pembeli ditempat itu sepi, mereka akhirnya kembali berjualan di koridor gedung kuliah." Keberadaan mereka sangat menggangu proses belajar mengajar di kampus ini, terutama merusak keindahan kampus.

Untuk menyelesaikan permasalah itu, lanjut  Arman, Jumat (4/2) yang lalu, Unand telah mengundang ninik mamak di Kelurahan Pauh, serta Camat, Kapolres dan Lurah. Namun para PKL tersebut masih saja berjualan ditepat yang dilarang.

Sementara itu Lurah Limau Manih, Adriman menyebutkan pihaknya telah mensosialisasikan hasil pertemuan itu kepada warganya yang berjualan di kampus Unand. Namun ia juga tidak bisa memaksakan agar para PKL itu pindah. Satu sisi, ia takut karena warganya yang mencari makan di lokasi itu manyoritas adalah warga miskin yang membutuhkan biaya hidup keluarganya. Namun disisi lain ia juga tidak memungkiri keberadaan mereka berjualan disana mengganggu keindahan kampus. Vivi


Post a Comment

Previous Post Next Post