Rosmiati Batubara |
Nusantaranews, Padang -- Rasa takut tak selamanya berdampak jelek bagi si empunya rasa. Sebaliknya rasa takut itu justru membawa berkah, tidak saja bagi diri pribadi, namun juga bagi keluarga, orangtua dan almamater. “Pokoknya pas masih kuliah aku takut banget bolos. Dosen belum datang pun aku tunggu dengan sabar. kecuali jika ada pemberitahuan resmi bahwa sang dosen berhalangan datang mengajar, baru deh aku plong dan pulang deh..,” papar Rosmiati Batubara yang Sabtu (27/11) lalu dinobatkan sebagai wisudawati terbaik Program Studi Manajemen dalam acara Wisuda Angkatan VIII Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbankan Indonesia (STIE-PI) di salah satu hotel di bilangan Air Tawar Padang.
Adapun judul skripsi yang mengantar kelulusannya adalah “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Bank Nagari Cabang Utama Padang” dengan dosen pembimbing, Lisa Fitriani Rahman, SE, MSi. Bagi perempuan kelahiran Sitiung 27 September 1987 ini, yang namanya belajar harus benar-benar belajar. Kuliah harus sebenar-benar kuliah. Jadi, tidaklah salah jika ia memperoleh predikat “terpuji” dengan IPK terakhir 3,91 di puncak aktivitas akademiknya.
Satu lagi yang menjadi motivasi adalah kepercayaan penuh orangtua terhadap kemampuan dan pola belajarnya. “Ortuku nggak pernah maksa aku begini dan begitu, harus belajar giat, atau untuk mengukir prestasi di bidang akademik. Mereka membiarkanku berproses apa adanya, sesuai mottoku; lakukan yang terbaik sebisa yang aku bisa,” tutur penyandang sulung dari empat bersaudara ini.
Adapun judul skripsi yang mengantar kelulusannya adalah “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Bank Nagari Cabang Utama Padang” dengan dosen pembimbing, Lisa Fitriani Rahman, SE, MSi. Bagi perempuan kelahiran Sitiung 27 September 1987 ini, yang namanya belajar harus benar-benar belajar. Kuliah harus sebenar-benar kuliah. Jadi, tidaklah salah jika ia memperoleh predikat “terpuji” dengan IPK terakhir 3,91 di puncak aktivitas akademiknya.
Satu lagi yang menjadi motivasi adalah kepercayaan penuh orangtua terhadap kemampuan dan pola belajarnya. “Ortuku nggak pernah maksa aku begini dan begitu, harus belajar giat, atau untuk mengukir prestasi di bidang akademik. Mereka membiarkanku berproses apa adanya, sesuai mottoku; lakukan yang terbaik sebisa yang aku bisa,” tutur penyandang sulung dari empat bersaudara ini.
Kepercayaan penuh sang ortu, menurut pemilik sapaan Ros ini, termasuk untuk keputusannya lepas lajang semasa masih berstatus mahasiswi, lalu dipersunting oleh sang pujaan hati lebih kurang setengah tahun ke belakang. Jika rekan-rekan sesama lulusan STIE-PI rata-rata berorientasi jadi PNS atau bekerja di lembaga perbankan, puteri sulung dari pasangan Rustam Batubara dan Irmirayatun ini justru membulatkan tekad untuk menjadi wirausahawan berhasil. Tekad itu dirintisnya melalui usah warnet yang sekarang ditekuni, dibantu suami tercinta. ecevit demirel
Post a Comment