Permintaan Ma'af Gubernur Sumatera Barat

Irwan Prayitno :
"Kita Semua Peduli Mentawai, Mari Bangun Kebersamaan"
 
 
Irwan Saat Berkunjung ke Mentawai
nusantaranews, sumbar -- Sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kelupaan dan kekhilafan, saya mohon maaf kepada seluruh lapisan masyarakat karena kunjungan kerja kami ke Jerman menimbulkan polemik dan pro kontra dalam masyarakat. Kunjungan kerja ke Jerman tersebut adalah dalam rangka memenuhi undangan Dubes RI di Berlin pada tanggal 31 Agustus 2010.

Tidak ada niat sedikitpun melukai hati masyarakat yang tertimpa musibah di Mentawai. Karena itu saya bersama Wapres dan unsur Muspida serta SKPD lainnya merupakan rombongan pertama yang terjun langsung melakukan identifikasi dan melakukan koordinasi untuk melakukan penanganan korban gempa dan tsunami Mentawai.  Bukti bahwa perhatian penuh saya berikan untuk Mentawai, malam itu saya sengaja menginap di Mentawai di saat orang lain tak berani mengunjungi Mentawai dalam kondisi yang rawan dan mencekam.

Kami melakukan kunjungan karena ingin menghargai undangan yang menunjuk saya menjadi  salah satu pembicara pada Promosi Terpadu Tourism, Trade an Investment (TTI), sekaligus untuk melakukan percepatan pembangunan dan membuka peluang lebih besar dalam memajukan perekonomian Sumatera Barat. Karena moment ini merupakan kesempatan yang sangat baik untuk mengembangkan Pembangunan Sumbar ke Depan, jelas Irwan Prayitno melalui Kabiro Humas dan Protokol Surya Budhi,SH sore tadi, sebelum ia bertolak ke Jakarta via Dubai  pulang ke Tanah Air.

Lebih jauh Irwan menuturkan, sebelum berangkat ke Jerman, ia kembali berkunjung ke Mentawai, meski dalam cuaca yang kurang baik.  Hal ini dilakukan untuk melihat dan memastikan kondisi penanganan pasca gempa dan tsunami, dengan melakukan koordinasi bersama tim khusus yang dibentuk untuk menangani musibah Mentawai.

Maka dari itu, selama perjalanan satu minggu ke Jerman, seluruh tugas dalam memimpin, penanganan pasca gempa dan tsunami, telah dilaksanakan oleh Wakil Gubernur Muslim Kasim yang telah berpengalaman dalam menanggulanginya.

Seacara administratif, kami secara resmi telah menyampaikan surat permohonan kepada Presiden melalui Mendagri pada tanggal 8 Oktober 2010. Hal itu disampaikan jauh hari sebelum terjadinya bencana tsunami Mentawai pada Senin malam tanggal 25 Oktober lalu, karena acara tersebut memang telah terjadwal sebelumnya.

Apalagi pelaksanaan promosi terpadu TTI merupakan ajang perkenalan para pelaku investasi dan bisnis perdagangan Jerman untuk berinvestasi pada daerah-daerah yang dianggap mempunyai potensi investasi yang baik. Bagi Pemprov Sumbar ini merupakan ajang amat yang langka dalam upaya menarik investor guna menunjang  program jangka panjang pembangunan diberbagai bidang pembangun secara berkesinambungan.

Kehadiran kami sangat diharapkan mampu menjembatani dan memfasilitasi kemitraan disegala bidang pembangunan Sumbar dengan Jerman (Provinsi Bavaria). Dalam pemaparan Investmen Opportunitie In West Sumatera kami menyampaikan tawaran investasi bidang pariwisata, membangun cable car di Maninjau, Bukittinggi, Lembah Anai, Danau Diatas Danau Dibawah, pembangunan resort di kawasan Mandeh dan daerah-derah potensi lainnya.

Pembangunan infrastruktur kereta api Padang – Solok, pembangunan pengembangan dan pengolahan Kakao dan eksploitasi panas bumi sebagai sumber energi Listrik Sumatera Barat dimasa datang, ungkapnya. Indonesia memiliki 45 potensi energi panas bumi dunia, 15 persen diantaranya terletak di Sumatera Barat,

Karena itu sejalan dengan program dunia yang menggiatkan penggunaan energi hijau ramah lingkungan (non BBM) pemerintah dan pengusaha Jerman melirik Sumatera Barat sebagai lokasi investasi strategis. Dalam pembicaraan awal telah disebutkan bahwa telah disedikan hibah sebesar 1 triliun rupiah untuk pengembangan energi hijau di Sumatera Barat.

Irwan Prayitno juga menyampaikan, terhadap bencana tsunami yang terjadi di Mentawai, kami amat peduli dan empati, dan kami telah datang berkunjung dan menginap dilokasi bencana guna menanggani massa tanggap darurat penanggulangan bencana pasca gempa tsunami Mentawai, kami juga telah melakukan koordinasi dengan  Muspida, Ketua DPRD guna mengambil langkah-langkah strategis dengan menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari sesuai dengan peraturan dan hasil rapat Tim Penanggulangan Bencana. Adapun tahap yang kami utama adalah melakukan asisment pendataan cepat korban, kerusakan dan lokasi bencana.

Menyelamatkan korban sedini mungkin, melakukan penguburan para korban yang meninggal, memberikan bantuan darurat berupa makanan, air bersih, selimut dan memasang tenda-tenda. Memberi arahan umum kebijakan kepada SKPD terkait untuk mengambil langkah-langkah personil dan relawan segera bertindak dan berbuat sesuai dengan tupoksi masing-masing.

Sepeninggal kami, Pak Wagub Muslim Kasim dan jajaran SKPD pemprov Sumbar dan Pemkab Mentawai terus berbuat semaksimal mungkin dan sepengetahuan kami tidak ada korban tsunami Mentawai yang kelaparan, tapi memang ada masyarakat kita yang belum terbiasa makan mie dan roti maka kita telah menyediakan dapur umum.

Kebutuhan pokok, beras dan air besih cukup untuk beberapa bulan berikut. Walaupun kami di Jerman, tapi kami terus berkoordinasi dan memantau perkembangan yang terjadi pada penanggan bencana massa tanggap darurat di Mentawai. 

Mudah-mudah salah persepsi dan pandangan ini tidak menyurutkan semangat kita memajukan pembangunan Sumatera Barat yang lebih baik, terutama bagaimana kita mampu meningkatkan kesejahteraan perekonomian masyarakat dimasa –masa datang.

Kepada media dan insan pers baik yang ada di daerah maupun yang ada di pusat, mari kita jauhkan diri dari berpandang yang negatif, adu domba, semua itu tidaklah akan menyelesaikan masalah berat masyarakat yang sedang kita hadapi bersama, himbaunya. zardi

Post a Comment

Previous Post Next Post