Nusantaranews, BIM Sumbar -- Bandara Internasional Minangkabau. Pesawat yang membawa Gubernur Sumbar Irwan Prayitno akhirnya mendarat di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Senin pagi (8/11), sekitar pukul 8.00 WIB.
Kehadiran Irwan bersama rombongan di BIM pagi itu sempat mengagetkan wartawan dari berbagai media, karena informasi kedatangan Irwan masih simpang siur akibat tidak maunya penerbangan asing masuk ke Jakarta, isu pengaruh bencana letusan Gunung Merapi sampai ke Jakarta.
Hadir dalam acara tersebut Menkominfo Tifatul Sembiring, Wakil Gubernur Muslim Kasim, Plt Sekdaprov Mahmuda Rivai, Wawako Padang Mahyeldi Ansharullah dan beberapa kepala SKPD.
Kepada media, Irwan menyatakan langsung permohonan maafnya kepada masyarakat Sumbar yang merasa terganggu akibat kepergiannya ke Jerman. 'Saya memohon maaf terhadap masyarakat yang terganggu. Mungkin ini dikarenakan kurangnya informasi. Kami ikhlas menerima semuanya. Kami akan memberikan tindak lanjut yang positif untuk kebaikan Sumbar kedepan, setelah hasil kunjungan ini,' katanya.
Sementara itu, Tifatul mengakui, dirinya segera meminta Irwan Prayitno untuk segera pulang ke Padang . Permintaan ini diajukannya karena pemberitaan media massa terhadap kondisi korban tsunami yang dilanda kelaparan, sementara gubernur pergi jalan-jalan ke luar negeri.
Menkominfo dan Gubernur Kunjungi Dusun Bonai |
'Saya memang memintanya untuk segera pulang. Karena ada pemberitaan yang menyatakan korban tsunami kelaparan sedangkan Gubernur pergi jalan-jalan ke Jerman. Saya sudah mengklarifikasi dengan Wakil Gubernur Sumbar Muslim Kasim, dan ternyata semua itu adalah fitnah. Tidak benar sama sekali, ada korban tsunami yang kelaparan,' kata Tifatul.
Lebih jauh Tifatul mengatakan, dirinya bersama Gubernur langsung aktion ke Mentawai, untuk melihat langsung kondisi korban tsunami. Sekaligus untuk melihat kondisi sistem komunikasi yang ada saat ini.Dalam klarifikasinya sebelum berangkat ke Mentawai, Irwan mengatakan, sebelum berkunjung ke Jerman, dirinya telah berkonsultasi dengan Wakil Gubernur Muslim Kasim dan pihak BNPB.
'Perlu saya ungkapkan, bahwa yang bertanggungjawab penuh dan sebagai komando dilapangan dalam proses penanganan korban tsunami di Mentawai adalah wakil Gubernur. Saya hanyalah memberikan arahan terhadap laporan yang ada,' kata Irwan.Irwan menyatakan, setelah mengetahui informasi adanya tsunami melalui Walikota Padang dan Bupati Kepulauan Mentawai, dirinya langsung meninjau lokasi. 'Saya telah meninjau dan menelusuri seluruh lokasi yang terkena dampak terparah akibat tsunami. Saya bahkan menginap di sana selama tiga hari,' katanya.
Namun, bagi Irwan kunjungan ke Jerman juga merupakan hal yang penting untuk pelaksanaan pembangunan Sumbar ke depan. Karena tidak hanya peluang investasi, tetapi juga ada keinginan untuk menjalin kerjasama lebih lanjut untuk membentuk sister province.
'Kita telah berhasil melakukan penandatanganan beberapa kerjasama pemanfaatan eneri panas gbumi. Selain itu dibidang pertanian, perkebunan kerjasama meliputi mengembangan komoditi kopi, teh dan coklat,' tuturnya.
Kunjungan ke Jerman menurutnya, juga bermanfaat untuk pelaksanaan proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascatsunami di Mentawai. 'Kita di sana juga menawarkan peluang investasi pariwisata berupa perbaikan resort-resort yang rusak,' kata Irwan.
Irwan menegaskan, upaya pembangunan Sumbar ke depan tidak akan dapat terwujud jika hanya mengandalkan dana APBD 2011 saja yang hanya berjumlah sekitar Rp 1,8 triliun. Karena itu, satu-satunya cara untuk mendapatkan dana yang lebih besar terpaksa harus melalui pihak lain, baik itu melalui pusat dengan menggaet peluang dana APBN, maupun dengan menjalin kerjasama dengan pihak negara lain.Upaya ini akan terus dilakukannya. Bahkan Irwan menyatakan bulan depan dirinya akan mengunjungi Malaysia , dalam upaya promosi pariwisata melalui pemasangan billboard di negeri jiran itu. Pada tahun depan Irwan juga mengatakan akan mengunjungi beberapa negara di Timur Tengah dalam konteks menjalin kerjasama melalui investasi.
Sementara itu, Tifatul mengatakan, Kemenkominfo sebelum melakukan peninjauan ke Mentawai, juga telah menghimpun berbagai bantuan dari perusahaan yang bergerak dibidang komunikasi.'Beberapa bantuan yang telah kita terima antara lain, dari PT telekom sebesar Rp 1,3 miliar, Bakrie Rp 500 juta, Indosat sebesar Rp 500 juta, Indovision sebesar Rp 500 juta, MNC sebesar Rp 1 miliar. dana bantuan ini akan disalurkan nantinya, baik itu dalam bentuk logistik, materil dan makanan,' katanya.
Setelah melakukan tinjauan ini, Tifatul mengatakan pemerintah akan sarana berupa telepon gratis, TV penyiaran dan BTS sebanyak 8 unit. Pada masa rehabilitasi dan rekontruksi juga akan di sediakan 37 unit telepon satelit didaerah-daerah yang terisolir. Selain itu, juga kan di bangun early warning system di Mentawai.
Diakuinya, saat ini terdapat fiber optik tiga unit early yang berada di perairan Madura, Cirebon dan Batam telah hilang di curi orang. Tifatul berharap agar early warning system yang akan dibangun di mentawai diharapkan dapat dijaga seutuhnya, karena sangat penting untuk keselamatan hajat hidup orang banyak.zardi
Post a Comment