Rosnini Savitri |
nusantaranews, sumbar -- Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Rosnini mengakui, berdasarkan data di Rumah Sakit M. Djamil Padang, hingga kemarin terdapat sekitar 111 korban tsunami yang menderita penyakit ISPA. Mereka yang terserang penyakit ini, adalah korban yang berada di pengungsian.
'Dari sebanyak 15 ribu pengungsi yang hidup ditenda pengungsian, data Dinas kesehatan Sumbar, mencatat sebanyak 111 korban tsunami terserang penyakit ISPA. Mereka rata-rata adalah korban yang hidup di pengungsian dan menyebar di seluruh tempat-tempat pengungsian,' kata Rosnini.
Lebih jauh dikatakannya, penyakit ISPA mulai menyerang warga yang mengungsi, karena kondisi lingkungan ditenda pengungsian tempat mereka tinggal hidup berbaur, dan bercampur aduk antara satu dengan yang lainnya. Kondisi ini, menurutnya sangat riskan terhadap kesehatan. Selain itu, juga disebabkan karena faktor udara dan cuaca serta sanitasi yang tidak mendukung dipengungsian. Selain penyakit ISPA, Rosnini
mengkuatirkan mereka juga dapat terserang DBD dan diare.
Rosnini mengaku Dinas Kesehatan cukup kewalahan dalam penanganan penyakit yang melanda korban ini, karena tenaga dokter yang berada di sana sangat terbatas. Selain itu, faktor kawasan pengungsian yang menyebar, membuat masyarakat belum sepenuhnya dapat terjangkau oleh petugas kesehatan.
Sementara itu, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan, setelah melakukan kunjungan ke puskesmas di kecamatan Sikakap, jumlah pasien yang berada disana mulai berkurang. Jika diawal tanggap darurat pasien yang dirawat di Puskesmas jumlahnya mencapai 200 pasien, sedangkan dari hasil peninjauannya kemarin, jumlah pasien di puskesmas tersebut hanya mencapai puluhan.
'Mereka yang tekah dirawat dan telah sembuh, banyak yang telah pulang kembali ke tempat tinggalnya. Selain itu, pasien yang ada juga banyak yang dirujuk di RSUP M Djamil,' kata Irwan.
Kepala Intstansi Humas dan pengaduan Masyarakat Gustafianof mengatakan, saat ini dari 14 korban tsunami yang dirawat di RS tersebut, sekarang tinggal sekitar 11 korban tsunami yang di rawat. Mereka yang dirawat, kebanyakan berada di ICU, ruang rawat inap bedah dan trauma center.
Menanggapi kondisi korban tsunami yang belum teratasi secara optimal, Irwan menyatakan usulan perpanjangan masa tanggap darurat yang diajukan pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai akan menjadi pertimbangan dalam pembahasan rapat koordinasi.Irwan menyatakan, kemungkinan diirnya akan memutuskan masa tanggap darurat akan diperpanjang dua minggu kedepan.
'Saat ini pencarian korban hilang belum tuntas, korban yang berada ditenda pengungsian perlu penanganan medis terhadap korban, distribusi penyaluran bantuan juga masih terkendala karena faktor cuaca. Kita perlu mengatasi ini semua, dengan memperpanjang masa tanggap darurat,' katanya.
Irwan juga menegaskan, perpanjangan masa tanggap darurat nantinya, juga akan fokus pada pembangunan rumah hunian sementara (Huntara), terhadap korban yang berada di pengungsian. 'Kita berharap Huntara ini dapat tuntas sebelum perayaan natal nanti,' harapnya. zardi
Post a Comment