Hampir Menjadi Seorang Pembunuh (2)

Oleh : Irfan Fabrian
Kls : 3 IPS I


MEREKA pun mulai melepaskan ku, aku pun turun dari motor dan berusaha untuk melihat pak tua yang ku tabrak tadi. Di saat ku lihat keadaannya dia sudah tak sadarkan diri, tetapi aku melihat banyak darah yang bergelimang. Terlintas di pikiran ku, aku telah menjadi seorang pembunuh aku merasa shock, stres saat melihat jasad bapak tua itu yang sudah tak sadarkan diri. Tanpa pikir panjang, aku berusaha menolong, sementara warga lainnya berusaha untuk mencari mobil yang lewat, tetapi karena hari sudah larut malam, mobil hanya satu-satu yang lewat, tanpa berpikir panjang aku pun berusaha membawa pak tua itu dengan motor.

Namun niat itu dilarang warga, karena tidak mungkin membawa pak tua itu dengan motor, sebab kondisinya sudah tak sadarkan diri. Aku pun semakin bingung di buatnya. Dalam pikiranku terus terlintas pak tua itu akan mati, karena terlalu lama sekarat dan belum juga di bawa ke rumah sakit.

Setelah lama saya berdebat-debat dengan warga, tiba-tiba melintaslah mobil angkutan umum yang baru mau pulang kerumahnya. Saya menghentikan mobil itu pun meminta kepada sopir angkot itu untuk mengantarkan pak tua itu ke rumah sakit.

Dengan wajah yang kasihan dan memohon-mohon, akhirnya sopir angkot itu bersedia untuk mengantarkanya ke rumah sakit. Dibantu oleh warga, kami menaikan bapak tua itu ke dalam mobil angkutan, sekaligus aku naik untuk mengantarkan nya dan di temani oleh beberapa warga di sana. Dalam perjalanan ke rumah sakit, aku memperhatikan terus wajah pak tua yang ku tabrak, seraya berdoa di dalam hati “ya tuhan selamatkanlah orang ini, aku tidak mau jadi pembunuh” meski melihat kondisinya, tak mungkin pak tua itu untuk hidup.

Tak lama kemudian sampailah saya di rumah sakit M.djamil Padang, aku pun pergi berlari bergegas-gegas keruangan laporan gawat darurat! Untuk meminta bantuan gawat darurat. Tak lama kemudian Perawat rumah sakit itu membawa pak tua itu keruangan Unit Gawat Darurat (UGD)

Akupun menunggu di luar dengan beberapa warga tadi, sambil menunggu-nunggu aku mencari toilet untuk membasuh muka dan menghilangkan rasa stres yang begitu tinggi. Melihat aku pergi, warga yang turut bersamaku tadi tadi tidak percaya dan mengiringiku pergi ke toilet. “mungkin mereka menganggap aku akan melarikan diri,”

Aku pergi ke toilet membasuh muka dengan air beberapa kali,agar dapat menenangkan pikiranku. Tak lama kemudian datanglah beberapa orang polisi, ketika melihat mereka datang! perasaan ku mulai gelisah sejenak. Aku termenung melihat kedatangan mereka yang mengarah kepada ku. bersambung………………….

Post a Comment

Previous Post Next Post