Berbagai upaya dalam melestarikan dan mempromosikan budaya Minang terus dilakukan, diantaranya melalui pagelaran-pagelaran budaya, penataan koleksi, peningkatan sumberdaya manusia serta pembersihan lingkungan museum, jelas Kepala UPTD Museum Cagar Budaya Adityawarman Propinsi Sumatera Barat Muasri Selasa (13/7) diruang kerjanya.
“selain itu, kita juga mendatangi sekolah-sekolah yang ada di Sumatera Barat, yang bertujuan untuk mensosialisasikan dan memberikan pengarahan kepada guru mata pelajaran BAM”. Sehingga mereka dapat memahami akan arti pentingya melestarikan adat dan budaya serta museum kepada masyarakat dan generasi muda.
Karena identitas suatu bangsa, tidak akan dipandang oleh Negara lain apabila mereka tidak dapat mempertahankan adat dan budaya yang telah dirintis oleh para pendahulunya, secara turun temurun. “Artinya bangsa yang besar adalah bangsa yang mengerti akan sejarah, serta dapat menampilkan kepribadian diri” tegas Muasri,
Maka dari itu tugas utama kita adalah, bagaimana agar adat dan budaya Minang terus dipertahankan, tanpa tergerus oleh budaya-budaya luar. Sebagaimana pelaksanaan pameran ba arak dalam perkawinan di Sumatera Barat, yang diambil sampel dari beberapa daerah seperti Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Solok, , Padang, Tanah Datar dan Limapuh Kota yang sedang berlangsung hingga akhir tahun.
Kemudian pameran arsitektur Minang Kabau pada 16 sampai dengan 22 Mei 2010, yang erat kaitannya dengan pasca gempa. Dimana rumah-rumah yang asli arsitektur Minang Kabau sangat identik dengan kemiringan-kemiringan, baik susunan tonggak dan jejeran atap ternyata dapat mengantisipasi kekuatan gempa. Jadi tujuan dari pameran arsitektur Minang Kabau tidak lain, untuk memberitahukan kepada masyarakat, ternyata para pemikir Minang Kabau telah lebih maju memikirkan kondisi bangunan, baik saat itu maupun yang akan datang.
Adapun untuk memancing minat masyarakat berkunjung ke Museum, UPTD akan memberikan pelayanan yang maksimal kepada pengunjung, dengan menyiapkan tour guide bagi para pengunjung, serta penyediaan aula khusus yang dapat dipergunakan untuk mendengar penjelasan tentang benda cagar budaya yang ada di museum. **nal/mon**
“selain itu, kita juga mendatangi sekolah-sekolah yang ada di Sumatera Barat, yang bertujuan untuk mensosialisasikan dan memberikan pengarahan kepada guru mata pelajaran BAM”. Sehingga mereka dapat memahami akan arti pentingya melestarikan adat dan budaya serta museum kepada masyarakat dan generasi muda.
Karena identitas suatu bangsa, tidak akan dipandang oleh Negara lain apabila mereka tidak dapat mempertahankan adat dan budaya yang telah dirintis oleh para pendahulunya, secara turun temurun. “Artinya bangsa yang besar adalah bangsa yang mengerti akan sejarah, serta dapat menampilkan kepribadian diri” tegas Muasri,
Maka dari itu tugas utama kita adalah, bagaimana agar adat dan budaya Minang terus dipertahankan, tanpa tergerus oleh budaya-budaya luar. Sebagaimana pelaksanaan pameran ba arak dalam perkawinan di Sumatera Barat, yang diambil sampel dari beberapa daerah seperti Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Solok, , Padang, Tanah Datar dan Limapuh Kota yang sedang berlangsung hingga akhir tahun.
Kemudian pameran arsitektur Minang Kabau pada 16 sampai dengan 22 Mei 2010, yang erat kaitannya dengan pasca gempa. Dimana rumah-rumah yang asli arsitektur Minang Kabau sangat identik dengan kemiringan-kemiringan, baik susunan tonggak dan jejeran atap ternyata dapat mengantisipasi kekuatan gempa. Jadi tujuan dari pameran arsitektur Minang Kabau tidak lain, untuk memberitahukan kepada masyarakat, ternyata para pemikir Minang Kabau telah lebih maju memikirkan kondisi bangunan, baik saat itu maupun yang akan datang.
Adapun untuk memancing minat masyarakat berkunjung ke Museum, UPTD akan memberikan pelayanan yang maksimal kepada pengunjung, dengan menyiapkan tour guide bagi para pengunjung, serta penyediaan aula khusus yang dapat dipergunakan untuk mendengar penjelasan tentang benda cagar budaya yang ada di museum. **nal/mon**
Post a Comment